Kategori Materi
- Materi Agama Islam (6)
- Materi Bahasa Indonesia (3)
- Materi Bahasa Inggris (3)
- Materi Bahasa Jepang (4)
- Materi Biologi (5)
- Materi Fisika (5)
- Materi Geografi (3)
- Materi Kimia (3)
- Materi Matematika Minat (2)
- Materi Matematika Wajib (4)
- Materi PKN (3)
- Materi Sejarah Indonesia (4)
- Tugas Agama Islam (1)
- Tugas Bahasa Indonesia (1)
- Tugas Bahasa Inggris (1)
- Tugas Bahasa Jepang (1)
- Tugas Biologi (1)
- Tugas Fisika (1)
- Tugas Geografi (1)
- Tugas Kimia (1)
- Tugas Matematika Minat (1)
- Tugas Matematika Wajib (1)
- Tugas PKN (1)
- Tugas Sejarah (1)
Posted by : Rifqi Farel Shop
Jumat, 16 November 2018
Protista Mirip Tumbuhan
Protista
mirip
tumbuhan
yang hanya memiliki satu
sel
(uniseluler)
sering
disebut
dengan
fitoplankton,
sedangkan
yang tubuhnya disusun
oleh
banyak
sel
(multiseluler)
sering
disebut
alga atau ganggang. Perbedaan
dasarnya
dengan
tumbuhan
sejati
(kingdom plantae) adalah
kelompok
protista
mirip
tumbuhan
belum
memiliki
akar,
batang,
dan
daun
sejati.
Contoh Protista mirip Tumbuhan
1. Rhodophyta
2. Phaeophyta
3. Chlorophyta
4. Chrysophyta
CIRI-CIRI
uniseluler dan
multiseluler
beberapa ada
yang berthalus (memiliki
akar,
batang,
dan
daun
yang tidak sejati)
Reproduksi: vegetatif
(membelah
diri,
fragmentasi,
membentuk
spora)
dan
generatif
(peleburan
sel
gamet
jantan
dan
betina
secara
isogami
atau
anisogami)
dapat berperan sebagai
vegetasi
perintis
habitat: tempat
basah,
lembab,
perairan
memiliki klorofilSelain klorofil, protista
menyerupai
tumbuhan
juga
memiliki
pigmen
lain, yaitu fikosianin (warna
biru),
fikentrin
(warna
merah),
fikosantin
(warna
coklat),
xantofil
(warna
kuning),
karoten
(warna
keemasan)
Berdasarkan pigmen
tersebut
pula, protista menyerupai
tumbuhan
dibagi
menjadi
4 Divisi,
yaitu:
a. Chlorophyta
(Alga hijau)
b. Chrysophyta
(Alga emas)
c. Phaeophyta
(Alga cokelat)
d. Rhodophyta
(Alga merah)
e. Pyrrophyta
(Alga api)
f.
Euglenophyta.
a. Chlorophyta
Memiliki
pigmen
klorofil
a, b, karoten (keemasan),
xantofil
(kuning)
90%
hidup
di perairan tawar,
10% hidup di laut
Dalam tubuh alga hijau klorofil berkumpul
dalam
suatu
tempat
yang disebut kloroplas.
Bentuk
kloroplas
pada
masing
– masing
anggotanya
bervariasi,
ada
yang berbentuk bulat,
bentuk
spiral, seperti bintang,
dll.
Chlorophyta merupakan
organisme
uniseluler
yang dapat berkoloni membentuk
organisme
multiseluler
sederhana.
Karena memiliki klorofil,
alga hijau merupakan makhluk
hidup
autotrof
yang menghasilkan
makanan
melalui
proses fotosintesis.
Reproduksi dapat
terjadi
secara
aseksual
(melalui
pembelahan
biner)
maupun
secara
seksual
(melalui
konjugasi).
Pengelompokkan Alga Hijau
Bersel satu tidak bergerak
Contoh: Chlorella, Chlococcum
Bersel satu bergerak
Contoh: Chlamydomonas, Euglena viridis
Koloni tidak bergerak
Contoh: Volvox globator
Koloni bergerak
Contoh: Hydrodiction
Berbentuk benang
Contoh: Spirogyra
Berbentuk lembaran
Contoh: Ulva, Chara
b. Chrysophyta
Chrysophyta
sering
disebut
dengan
nama
“alga keemasan”.
Warna
cokelat-keemasan
pada
Chrysophyta
terbentuk
karena
ia
memiliki
pigmen
dominan
berupa
karoten
dan
fikosatin,
selain
itu
chrysophyta
juga
memiliki
klorofil.
Kebanyakan
dari
spesiesnya
merupakan
organisme
fotoautotrof
yang dapat menghasilkan
makanan
sendiri
melalui
fotosintesis.
Angota
dari
alga emas ada yang uniseluler juga
ada
yang multiseluler.
Reproduksi
dapat
dilakukan
secara
aseksual
maupun
seksual.
Reproduksi
aseksual
pada
uniseluler
biasanya
dengan
pembelahan
biner
dan
pembentukan
spora.
Sedangkan
pada
multiseluler
reproduksi
aseksualnya
dilakukan
dengan
spora.
Reproduksi
seksual
dilakukan
dengan
peleburan
gamet.
Habitatnya
banyak
di air tawar dan tanah lembab, juga dapat ditemukan di
lautan.
c. Phaeophyta
Phaeophyta memiliki
pigmen
dominan
xantofil
sehingga
tubuhnya
berwarna
cokelat.
Selain fukosatin, ganggang
cokelat
juga
memiliki
pigmen
klorofil
a, c, dan santofil. Mereka
kebanyakan
merupakan
organisme
multiseluler
yang berbentuk seperti
benang.
Struktur
phaeophyta
sangat
mirip
dengan
tumbuhan
seutuhnya
karena
memiliki
akar,
batang
dan
daun.
Reproduksinya
secara
aseksual
dengan
membelah
diri
menghasilkan
zoospora
atau
secara
fragmentasi.
Sedangkan
secara
seksual
dengan
menghasilkan
gamet
jantan
dan
betina.
Sebagian besar
hidup
di laut
Alga cokelat sering
dimanfaatkan
sebagai
makanan,
pupuk,
dan
bahan
kosmetik.
Phaeophyta
atau
alga cokelat dibedakan
menjadi
3 jenis,
yaitu:
■ Laminaria,
memiliki
batang,
daunnya
berbentuk
lembaran,
mengandung
yodium
dan
asam
alginat.
■ Macrocystis,
menghasilkan
yodium
dan
asam
alginat
yang berfungsi sebagai
bahan
industri.
■ Sargasum,
daunnya
berbentuk
lembaran,
di antara batang dan tangkainya terdapat
gelembung
udara.
■ Fucus,
bentuk
daun
berupa
lembaran
dan
pada
bagian
tepi
daun
terdapat
gelembung.
d. Rhodophyta
Rhobdophyta
merupakan
kelompok
protista
mirip
tumbuhan
yang memiliki pigmen
dominan
berupa
fikoeritrin
sehingga
warna
tubuhnya
adalah
merah.
Mereka
juga
memiliki
pigmen
fikosianin
dan
klorofil.
Habitatnya
sebagian
besar
di laut, dan beberapa di
air tawar. Tubuh alga merah terdiri atas
banyak
lapisan
dinding
sel,
dan
mereka
tidak
memiliki
flagella.
Umumnya
merupakan
organisme
multiseluler.
Kebanyakan
rhodophyta
hidup
di laut, dan sebagian kecil
dapat
ditemukan
di air tawar.
Reproduksinya
dapat
berlangsung
secara
aseksual
dan
seksual.
Secara
aseksual
rhodophyta
dengan
membentuk
tetraspora.
Sedangkan
secara
seksual
langsung
dengan
gamet
jantan
dan
betina.
Contoh dan kegunaan Rhodophyta
■ Eucheuma
spinosum, banyak
dibudidayakan
karena
menghasilkan
agar, banyak terdapat di
perairan
Indonesia.
■ Chondrus
crispus, juga
dibudidayakan
yang dikenal sebagai
rumput
laut.
■ Gelidium
coulteri dan Gracilaria
sp., sebagai bahan
pembuatan
agar-agar banyak terdapat di
perairan
negara
yang agak dingin.
■ Carolina sp. merupakan
anggota
Rhodophyta
(ganggang
merah)
yang tubuhnya dilapisi
oleh
kalsium
karbonat.
■ Dasya,
Batracnospermum,
Scinaiafurcellata, Porphyra
perforata, Polysphonia, Halosaccion
glandiforme, Bossea orbigniana,
dan
sebagainya.
e. Pyrrophyta
Filum
Pyrrophyta
disebut
ganggang
api
karena
memiliki
cangkang
yang mengandung fosfor
yang mampu memendarkan cahaya
bewarna
merah
menyala
seperti
api
atau
berwarna
hijau
biru
yang sangat indah terutama dalam
kondisi
gelap
pada
malam
hari
di air laut.
Timbulnya
warna
merah
karena
pada protista ini
banyak
mengandung karotenoid,
sehingga
penampakannya
lebih
sering
bewarna
emas,
cokelat
atau
merah
daripada
bewarna
hijau.
CIRI-CIRI
memiliki
flagela
■ Memiliki
dinding
sel
nyata
yang terdiri atas
lempengan-lempengan
yang mengandung selulose,
tetapi
ada
beberapa
yang tidak memiliki dinding
sel,
misalnya Gymnodinium
sp.
■ Memiliki
sel
dengan
ciri
khas
yaitu
terdapat
celah
dan
alur
serta
di dalam sel terdapat plastida
yang mengandung pigmen
klorofil
a dan
c, serta karotenoid sehingga
bewarna
cokelat
kekuning-kuningan.
■ Bersifat
autotrof
(mampu
melakukan
fotosintesis
atau
bersifat
fotosintetik)
dan
berperan
sebagai
fitoplankton
di lautan.
■ Bersifat
yang bersifat heterotrof
yang hidup dengan cara menelan materi
organik
dan
sel-sel
hidup
lain.
■ Ada
juga
yang bersifat sebagai
parasit
yang hidup dengan cara menempel pada
tubuh
berbagai
hewan
laut,
contohnya Protogonyaulax catenella.
■ Pada
beberapa
jenis,
cangkagnya
mengandung
fosfor
sehingga
memendarkan
cahaya
di malam hari.
■ Sebagian
besar
berhabitat
di air laut tetapi adapula
yang hidup di air tawar.
f. Euglenophyta
Euglenophyta
merupakan salah satu penyusun dari organisme plankton.
Euglenophyta
berasal dari bahasa Yunani, yaitu eu yang
artinya sejati dan gleen yang artinya mata.
Euglenophyta
karena organisme yang termasuk dalam kelompok ini memiliki bintik mata (stigma)
bewarna merah yang dapat menangkap cahaya (photoreceptive eyespot)
dan kloroplas.
Ciri-Ciri
Uniseluler
dan mempunyai inti yang sesungguhnya.
Sebagian
besar autotrof karena dapat berfotosintesis, dan sebagian kecil heterotrof.
Berwarna
hijau terang san sangat indah
Bentuk
selnya adalah oval dengan
bagian posterior
yang makin
ramping.
Tidak
memiliki dinding sel walaupun digolongkan ke protista mirip tumbuhan.
Memiliki
klorofil a dan b dan karotenoid sehingga
mirip tumbuhan karena dapar berfotosintesis
Memiliki
flagela sehingga dapat bergerak sehingga mirip hewan.
Hasil
fotosintesis berupa polisakarida paramilon
Euglenophyta
hidup
sebagai fotoautotrof melalui fotosintesis.
Jika
matahari tidak mendukung (tidak mendapat cahaya matahari), Euglenophyta
dapat hidup sebagai heterotrof
Hidup
di air tawar dan di parit-parit peternakan yang banyak mengandung kotoran hewan